Minggu, 02 Agustus 2009

Mengenal dan Menjadi diri anda sendiri

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.

Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri?

Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.

Apakah anda jujur pada diri anda sendiri?

Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?

Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.

Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?

Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.

Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri?

Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

KEGIATAN ALTERNATIF

Ambil waktu senggang, carilah suasana tenang. Persiapkan diri anda untuk melakukan kegiatan ini. Mungkin kegiatan ini akan berlangsung selama 30 menit atau lebih. Dalam melaksanakan kegiatan ini bersikaplah seperti menonton film kehidupan anda. Jangan biarkan emosi anda terlibat. Berusahalah untuk menerima apa yang telah terjadi. Bila anda bermaksud menafsirkan apa yang mungkin terlintas dalam kegiatan ini, maka anggaplah bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia, selalu bertujuan, dan baik bagi pengembangan diri.

  1. Ambillah secarik kertas, tuliskan nama, tempat dan tanggal lahir, dan data pribadi anda lain yang patut anda ketahui. Mampukah anda mengenal diri anda melalui data-data yang anda tulis sendiri sembari melepaskan segala harapan-harapan, ketakutan dan kecemasan yang mungkin pernah ditanamkan dalam benak anda? Mampukah anda melihat diri anda melalui data-data yang anda tulis dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah anda bisa menyadari bagaimana kepribadian yang biasa anda kenakan dalam kehidupan sehari-hari?
  2. Kini tuliskan riwayat pekerjaan anda. Anda bisa memulainya dari awal atau akhir. Yang penting adalah anda mampu melihat seluruh riwayat pekerjaan anda secara utuh. Mungkin di saat menulis itu, anda teringat pada hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Biarkan saja. Sekali lagi, pandanglah catatan riwayat pekerjaan anda sesederhana mungkin. Tetapi amati setiap kecenderungan yang muncul yang menerbitkan kegembiraan dalam pekerjaan anda.
  3. Tuliskan riwayat pendidikan anda, sejak kecil hingga sekarang. Tuliskan pula ketrampilan dan hal-hal apa yang pernah anda pelajari. Sebagian mungkin semakin terasah. Sebagian lain terlupakan. Lihatlah seluruh riwayat pendidikan dan pengajaran anda secara utuh. Amati setiap kecenderungan yang membuat hidup anda terasa menyenangkan. Apakah anda mampu menemukan hubungan antara pendidikan anda dengan pekerjaan anda sekarang?
  4. Cobalah menulis kegiatan-kegiatan yang anda lakukan. Biasanya itu adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat hidup terasa penuh gairah. Bisa berupa hobi, petualangan, organisasi sosial, agama, seni, olahraga, dan lain-lain. Apakah anda menemukan hubungan antara kegiatan-kegiatan ini dengan pekerjaan dan karir anda sekarang?
  5. Lihatlah diri anda kini secara utuh, sekali lagi dengan pandangan yang polos dan sederhana (tanpa dibebani harapan akan masa depan dan penyesalan pada masa lalu), mampukah anda menemukan diri anda sekarang sebagai sebuah simpul dari benang-benang masa lalu? Bisakah anda menemukan hubungan dari semua ini?

Berjalan di atas potensi dan bakat diri selalu berkaitan erat dengan kebahagiaan dan gairah hidup. Bila anda benar-benar mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan potensi dan bakat, anda akan menemukan kegembiraan dan energi yang luar biasa besar. Kegiatan di atas hanya selembar kegiatan alternatif untuk mengenal titik-titik potensi yang memicu kebahagiaan dalam diri (bila sekarang anda masih bisa merasakan gairah atas kegiatan anda di masa lalu, maka itu adalah gairah yang muncul dari potensi diri anda.) Tentu takkan cukup lima point kegiatan di atas untuk benar-benar mengenal diri, karena mengenal diri adalah proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya, dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa hanya dengan menjadi diri sendirilah seseorang menemukan kebahagiaan sejatinya. Dan, pengembangan diri semestinya bertujuan untuk menemukan kebahagiaan diri yang sejati, bukan yang lain.


Kamis, 30 Juli 2009

Seberapa penting kejujuran untuk anda?

Banyak diantara kita yang selalu mengharapkan kejujuran, atau bahkan menuntut kejujuran dari teman-teman kita, dari keluarga kita, dan juga dari pasangan kita. Tapi pernahkah kita berpikir, ketika kita hanya menuntut, maka suatu saat kejujuran akan kehabisan stok dalam pasar kehidupan ini, Dan suatu saat harganya akan melambung tinggi, sehingga kita tidak mampu untuk membelinya.
Ya, ketika permintaan banyak, sementara produksi sedikit atau bahkan tidak ada, maka suatu saat kita tidak bisa lagi menjumpai yang namanya kejujuran. So, berarti kita harus memproduksi kejujuran. menciptakan kejujuran. Ketika kita beranggapan bahwa kejujuran harganya mahal, sebenarnya kita keliru. Kalau kita mau, harganya bisa sangat murah. Kita menciptakan kejujuran dari diri sendiri. Ketika setiap kita telah menambahkan satu kejujuran ke dalam pasar kehidupan, maka stoknya makin lama makin berlimpah. akhirnya kejujuran akan mudah kita dapatkan. Dan kita tidak perlu lagi menuntutnya dari orang lain. Kita sudah bisa menciptakan sendiri.
Siapakah yang seharusnya, menciptakan kejujuran?
Siapapun yang merasa membutuhkan kejujuran, maka ia harus menciptakannya juga, dan siapapun yang membutuhkan, maka ia juga bisa menciptakannya.
Untuk siapakah kita menciptakan kejujuran?
Untuk semua isi alam semesta ini. Untuk temen-temen kita, untuk orang tua kita, dan untuk pasangan kita. tetapi yang paling penting adalah kejujuran untuk diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa menuntut orang lain untuk jujur pada kita, ketika kita sendiri tidak jujur pada diri kita?
jadi seberapa pentingkah kejujuran itu untuk anda? tanyakan sendiri pada diri anda.


Rabu, 29 Juli 2009

Ukurlah perjalanan hidupmu, dan jangan pernah putus asa

Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun, yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya
sia-sia...

Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...

Tuhan sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa
berlalu begitu saja...

Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk
menelepon.
Tuhan selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak
berbuat apa lagi...

Tuhan punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa
tertekan...
Tuhan dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Tuhan sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap
syukur..
Tuhan telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Tuhan telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...

TUHAN TAHU...

salinan dari kaskuser

Selasa, 28 Juli 2009

Bagaimana memulai menulis?

banyak sekali kendala yang menjadikan kita susah untuk menulis, meskipun untuk sekedar menuangkan ide yang simple. mungkin karena banyak faktor yang menjadikan kita benar-benar tak bisa mengajak tangan kita mengambil pena atau mengetik keybord, dan mungkin salah satu faktor yang paling dominan adalah rasa yang tak cukup pede untuk menulis.
nah..bagaimana cara supaya kita pede untuk menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam jiwa kita menjadi tulisan yang bisa diabadikan?
marilah sedikit simak cara yang mungkin bisa menjadikan kita berani untuk tampil menuangkan ide menjadi sebuah tulisan.

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman teman-teman yang sukses dalam menulis, mereka umumnya mengesampingkan teori, dan memilih jalan menulis dulu baru belajar menerapkan tata caranya penulisan yang benar. seperti yang selalu dipakai temen saya Saefuddin Zuhri . L.C. seorang penulis kenamaan dalam lingkup Masisir. beliau tak pernah belajar teori, dan lebih memilih langsung praktek. beliau memberikan alasan belajar teori malahan akan membuat ide2 kita mati sebelum di tuangkan menjadi sebuah tulisan, alternatif kedua tampaknya lebih bagus.
nah..jangan takut lagi untuk menulis, apapun yang kita lihat, yang kita rasa sebisa mungkin kita abadikan menjadi sebuah tulisan.
selamat mencoba wahai kawan.